Cara Pemupukan Padi
Memberi pupuk merupakan hal terpenting untuk dilakukan. Dikarenakan tanpa adanya pupuk yang baik maka tanaman padi akan sulit untuk tumbuh dengan sempurna. Tentunya akan mendapatkan hasil panen yang tidak bisa maksimal pula.Di bawah ini, ada takaran serta cara yang dapat dilakukan untuk memberikan pupuk baik dalam budidaya tanaman padi, berikut ulasannya:
- Untuk pemupukan pertama dapat dilakukan, ketika padi sudah berusia 7-15 hari setelah ditanam. Bisa menggunakan jenis pupuk Urea plus TPS yang dicampur dengan takaran dosis sekitar 100:50 Kg/ha atau bisa disesuaikan dengan kondisi tanaman sendiri.
- Untuk pemberian pupuk pada tahap berikutnya, bisa dilakukan ketika tanaman padi telah berusia 25-30 hari. Gunakan pupuk jenis Urea 50 Kg/ha serta Phonska 100 Kg/ha.
- Proses pemupukan tahap akhir, bisa dilakukan ketika tanaman berusia 40-45 hari. Bisa menggunakan pupuk jenis Urea dengan campuran Za skala perbandingannya sendiri perkiraannya 50:50 Kg/ha.
Waktu dan Cara Pemupukan Padi yang Tepat
Sebagai gambaran saja, untuk tanah normal sendiri pemerintah memberikan rekomendasi pupuk tanaman padi sebagai berikut, Urea sebesar 200 kg – 250 kg, SP36 100 kg -150 kg dan KCI 75 kg – 100 kg. Jika memakai NPK dosisinya, 100 kg urea dan 300 kg NPK.Itu hanya dosis yang dianjurkan, untuk menentukan dosis secara tepat maka harus melakukan uji coba pada tanah sendiri. Baik itu antar musim maupun antar lokasi. Berikan pupuk menurut prediksi sendiri dan lakukan pengamatan sudah maksimal apa belum.
Jika belum lakukanlah pemupukan dengan dosis yang berbeda lagi, demikian seterusnya sampai menemukan dosis yang benar-benar optimal untuk tanaman padi.
Namun, dalam pemberiannya itu jangan terlalu jauh melampui anjuran pemerintah tersebut di atas yang telah direkomendasikan.
Di bawah ini, ada rekomendasi waktu pemberian pupuk tanaman padi dengan variasi yang berbeda. Namun, dari refensi yang sudah disimpulkan dari web ini sebagai berikut:
1. Jika memakai Urea, SP36 dan KCI (200 –
250 Kg : 100 – 150 Kg : 75 -100 Kg/ha). Dengan satu hari sebelum tanam,
anjurannya adalah lakukan penyebaran pupuk SP36 100%. Setelah usia 7
hst, berikutnya lakukan penyebaran Urea 30% dengan KCI 50%.
-Menanjak usia 20 hst, berikutnya lakukan penyebaran Urea 40% dan
setelah usia 30 hst lakukan penyebaran Urea 30% dan KCI nya 50%.-Kalau menggunakan Urea, SP36 dan KCI dengan adanya BWD. Aplikasi pertama dan kedua sama seperti langkah di atas (Sebelum tanam aplikasi SP36 100%, 7 hst aplikasi Urea 30% ditambahi KCI 50%), namun setiap seminggu sekali lakukan tes warna daun dengan menggunakan BWN.
Jika hasil dari pengetesan tersebut saja sekitar 10%. Pengetesan dilakukan mencapai tanaman padi tersebut hingga berumur 40 hst. Untuk pada umur 30 hst KCL yang tersisa 50% diberikan semuanya, jangan ada yang sisa.
2. Jika menggunakan Urean dan NPK Ponska (100 Kg : 300 Kg/ha). Pada umur 7 hst, berikan Urea 30% dan NPK 50%, untuk umur 20 hst berikan Urea 40% dan setelah mencapai umur 30 hst berikan Urea 30% dan NPK Ponska nya berkisar 50% tanpa memakai Urea.
Jika setelah satu minggu lakukan tes dengan BWD, kalau hasil tes tersebut diras perlu penambahan Urea lakukan penambahan 10% saja. Demikian seterusnya dan lakukan pengetesan pada setiap minggu sekali dengan BWD. Umur mencapai 30 hst berikan Ponska yang berkisar 50%.
3. Jika memakai Urea dan NPK Pelangi (100 Kg : 300 Kg /ha). Berikan NPK pelangi 100%, ketika umur padi masih 1 hst. Berikutnya setelah satu minggu berikan Urea 30%. Menanjak usia 20 hst berikan Urea 40% dan ketika padi berumur 30 hst berikan Urea yang 30%.
Jika menggunakan BWD berikan NPK pelangi 100% ketika padi berumur 1 hst, setelah 7 hst lakukanlah test dengan BWD, dan jika hasil test dari BWD dirasa memerlukan penambahan coba lakukan penambahan Urea 10% saja.
Demikian seterusnya lakukan pemberian Urea setelah melakukan tes dengan BWD setiap 1 minggu sekali.
Cara Mengaplikasikan Pupuk pada tanaman Padi:
- Taburkanlah secara merata pada area sawah, jika memakai sistem tegel.
- Jika menggunakan sistem tanam jajar legowo, dari sistem ini diperlukan pupuk hanya pada tempat yang ada tanamannya atau diluar legowo. Pemberian atau penyebarannya sendiri dapat dilakukan melalui legowo tersebut.
- Pemberian pupuk ada juga yang dijimpitkan atau ditaruh pada
perempatan jarak tanman padi. Kesimpulannya pupuk yang diberikan tidak
disebarkan secara merata.
Ada pula petani yang begitu kreatif yang memberikan pupuk tersebut dengan cara dijimpitkan di perempatan di antara tanaman, kemudian diinjak dengan satu kaki. - Semua itu terserah, kalau ada waktu dan tenaga pemberian pupuk sendiri bisa dengan dijimpit dan diinjak. Ini merupakan pemberian pupuk cara yang paling efektif, dikarenakan dapat mengurangi terbuangnya pupuk oleh penguapan maupun terbawa aliran air.
Itulah dosis dan cara pemupukan pada fase gerbang pertanian, semoga cara atau metode di atas tidak menambah bingung bagi pembaca pemula. Semua yang ditulis ini merupakan pengalaman yang kami lihat dilapangan dan rincian lain yang ada di semua web dan disimpulkan di sini.
Fase Pertumbuhan Padi
Melihat 2 kondisi yang sekarang, akan banyak yang kesulitan untuk menentukan kapan waktu pemupukan yang tepat bagi keduanya.
Untuk penentuan kapan tanaman padi dipupuk sendiri dapat dilihat dari fase-fase tumbuhnya tanaman padi.
Nah, di sini ada contoh padi dari padi ciherang yang berumur sekitar 115 -125 hari.
Umumnya pembagian fase-fase ini adalah sebagai berikut:
- -Persemaian 20 hari.
- -Fase vegetatif 35 hst.
- -Fase generatif reproduktif pada 36-65 hst.
- -Fase generatif pematangan 66-100 hst.
- -Pupuk dasar, wakru bibit pindah tanam, bibit itu sendiri perlu waktu berkisar 8-12 hst atau kalau dihitung rata-rata berkisar 10 hst untuk mendapatkan kokohnya perakaran. Nah, saat inilah sebaiknya pemupukan pertama kali dilakukan.
-Jangan diberikan pada waktu usia 0 – 5 hs. Sebab daun dan akar tanaman padi belum berkembang dan masih dalam kondisi yang amat stress.
Maksudnya adalah akar belum siap menerima pemupukan yang diberikan. Bila diberikan akan sia-sia saja kalau diberikan pupuk Urea dengan dosis yang tinggi.
Sebab pupuk Urea akan mudah menguap dan sifatnya higroskopis. Pada waktu pemberian, disarankan sebaiknya memperhatikan kondisi pada air. Anjurannya sewaktu pemberian pupuk, ketika kondisi air tersebut lagi memancak.
-Pupuk Susulan ke-1. Ini diberikan sekitar pekan yang ke 3 (sekitar 21-25 hst) biasanya ditandai setelah mereka (para petani) melakukan pengoyosan, saat itulah pemupukan dilakukan. Nah, sewaktu pengoyosan, saat inilah pemupukan harus dilakukan.
Ketika pengoyosan dilakukan maka akar tanaman padi akan putus. Tujuannya tanaman padi tersebut akan membentuk anakan baru.
Pada kondisi ini, tanaman akan dapat maksimal penyerap unsur hara yang diberikan. Dengan demikian tanaman padi akan menghasilkan jumlah anakan yang maksimal untuk kedepannya.
-Pupuk Susulan ke-2. Ini diberikan sekitar umur tanaman padi mencapai pekan ke 5 (30-40 hst). Masa ini adalah perlihan dari sebuah fase vegetatif ke generatif. Untuk kondisi tanaman sediri juga sangat membutuhkan yang namanya nutrisi tinggi.
Hal ini ditandi dengan keluarnya daun bendera atau padi bunting. Artinya malai padi akan segera juga akan keluar. Pada umur tersebut adalah saat yang tepat pemupukan tahap ke 3 diberikan. Dengan demikian, tanaman padi akan menghasilkan malai yang didapati optimal.
Jadi bila ingin melakukan pemupukan tanaman padi, lihatlah 3 kondisi yang disebutkan seperti di atas. Saat itu kondisi tanaman padi akan maksimal menyerap unsur hara yang kita berikan.
Melindungi Tanaman Padi dari Hama
Pentingnya melindungi tanaman dari serangan hama, setiap tanaman budidaya sendiri juga tidak lepas dengan yang namanya gangguan hama yang suka merusak. Maka dari itu setiap tanaman harus dilindungi dengan mencegah hama tersebut.Biasanya ada beberapa hama yang mengganggu tanaman padi diantaranya, yakni tikus, orang-orang, belalang, lembing, wereng sampai walang sangit pun ada.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimala pengendalian hama sebaiknya harus segera dilakukan, dengan cara alami yakni memilahara hewan pemangsa yang tujuannya dapat menghambat perkembangan hama tersebut.
Nah, oleh karena itu jangan membasmi ular yang ada di sekeliling lahan sawah. Karena hewan seperti itulah yang bisa menjadi predator untuk hama tikus yang sering merusak tanaman padi.
Ada keuntungannya sendiri, yakni jika pengendalian hama secara alami diperlakukan dengan baik, maka terjaganya lingkungan dan cukup aman untuk kelangsungan ekosistem alam.
Namun, jika adanya penyakit atau hama tidak atau belum bisa diatasi dengan cara tersebut, maka dapat menggunakan pestisida dengan tujuan mengendalikan hama tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar